Dalam memahami nama dan sifat-sifat Alloh kita tidak boleh menyerupakan sifat Alloh dengan sifat para makhluk. Karena sifat Alloh adalah sifat yang maha sempurna, sedangkan sifat makhluk adalah sifat yang memiliki kekurangan.
Jika ada orang yang menyerupakan sifat Alloh dengan sifat makhluk, maka orang tersebut telah menyerupakan Alloh dengan makhluk. Barangsiapa yang menyerupakan Alloh dengan makhluk maka ia telah kafir dengan Alloh. Karena bagaimana mungkin bisa disamakan antara Alloh dengan makhluk.
Sifat-sifat makhluk memiliki cacat dan kekurangan dalam berbagai segi. Sedangkan Alloh Maha Suci dari segala kekurangan. Alloh telah menegaskan dalam firman-Nya di surat Asy-Syuro ayat ke 11 bahwa tiada sesuatupun dari makhluk yang menyerupai-Nya. Alloh berfirman,
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
“Tidak ada sesuatupun yang menyerupai Dia (Alloh), dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
Juga dinyatakan di surat an-Nahl ayat ke 74,
فَلَا تَضْرِبُوا لِلَّهِ الْأَمْثَالَ إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Maka janganlah kalian menjadikan perumpamaan-perumpamaan bagi Alloh. Sesungguhnya Alloh mengetahui, sedangkan kalian tidak mengetahui.”
Demikian pula di surat al-Ikhlas ayat ke 4,
وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
“Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia (Alloh).”
Dalam Ayat-ayat tersebut di tegaskan bahwa Alloh tidak serupa dengan makhluk-Nya. Demikian pula tidak ada satu makhlukpun yang mirip atau menyerupai Alloh, baik dari segi zat dan nama maupun dari segi sifat dan perbuatan.
Sebagaimana zat Alloh tidak sama dengan zat makhluk, demikian pula sifat Alloh tidak sama dengan sifat makhluk. Karena setiap sifat keadaannya sesuai dengan zat masing-masing sifat itu sendiri.
Kesamaan dalam penyebutan nama sifat tidaklah mesti sama pula dalam bentuk makna dan hakikat sifat tersebut. Dalam kehidupan kita banyak sekali sifat yang sama namanya, tetapi hakikatnya berbeda sesuai dengan zat masing-masing sifat tersebut.
Sebagai contoh manusia memiliki sifat melihat, kucing pun memiliki sifat melihat. Tapi penglihatan manusia dengan penglihatan kucing tidak sama. Manusia tidak bisa melihat pada waktu malam tanpa senter. Adapun kucing bisa berjalan di malam hari meskipun tanpa senter.
Jika sifat sesama makhluk saja tidak sama dalam hakikat kwalitas makna, sekalipun sama dalam segi penamaan yaitu penglihatan. Maka perbedaan antara sifat Alloh Yang Maha Sempurna dengan sifat makhluk yang kurang amat jauh dari pada perbedaan antara sifat sesama makhluk, meskipun sama dari segi lafaz penamaan. Yang membedakan makna adalah kemana sifat tersebut disandarkan, maka sifat tersebut memiliki makna dan bentuk sesuai dengat zat dimana ia disandarkan atau digabungkan.
Maka jangan dipahami ketika menyebut tentang sifat Alloh digambarkan seperti sifat makhluk. Sebagaimana kita tidak memahami tentang telinga gajah seperti telinga kodok atau telinga manusia, sekalipun sama-sama disebut telinga.
Sifat-sifat akan berbeda sesuai dengan zat masing-masing sifat tersebut. Bahkan pada zat yang sama sifat bisa berbeda. Seperti sifat pendengaran manusian tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Ada yang dapat mendengar dengan jarak cukup jauh, sebaliknya ada yang tidak bisa mendengar kecuali dengan alat bantu, namanya tetap disebut pendengaran.
Alloh memiliki sifat-sifat yang sempurna sesuai dengan keagungan dan kebesaran Alloh itu sendiri tidak seperti sifat-sifat makhluk.
Sebagaimana Alloh bersifat hidup (Al Hayyu) demikian pula makhluk juga bersifat hidup, tetapi hidup Alloh tidak sama dengan hidup makhluk. Hidup Alloh tidak butuh pada makan dan minum adapun hidup makhluk butuh makan dan minum serta memiliki berbagai kekurangan seperti sakit, capek, letih, haus, lapar dan seterusnya.. adapun hidup Alloh tidak diawali dengan ketiadaan (‘adam) dan tidak pula diakhiri dengan kematian (al fanaa’). Adapun hidup makhluk diawali dengan ketiadaan dan diakhiri oleh kematian.
Sebagaimana terdapat dalam riwayat Bukhori muslim, diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi shallallohu ‘alaihi wa sallam berdo’a, “Aku berlindung dengan keperkasaan Engkau. Yang tiada berhak disembah kecuali Engkau, Zat yang tidak akan pernah mati. Sedangkan jin dan manusia akan mati.”
Dalam sabda yang lain riwayat Muslim beliau katakan, “Ya Alloh Engkaulah Yang pertama Tiada sesuatupun sebelum Engkau. Dan Engkalah yang terakhir tiada sesuatupun setelah Engkau.
Demikianlah kita mengimani seluruh sifat-sifat Alloh, kita tidak boleh menyerupakan Alloh dengan makhluk, sebaliknya kita juga tidak boleh mengingkari nama dan sifat-sifat Alloh yang Alloh tetapkan untuk diri-Nya atau ditetapkan oleh Rasulullahl shallallohu ‘alaihi wa sallam dalam hadits-hadits beliau.
Dengan berlandaskan pada perkataan Alloh di surat asy-Syuro ayat ke 11 yang artinya, “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia (Alloh), dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Maha Melihat.”
Dalam ayat ini ditegaskan bahwa tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Alloh. Sebahagian orang memahami ayat tersebut bahwa Alloh tidak memilki sifat-sifat lantaran sifat-sifat tersebut ada kesamaan dalam penamaan dengan sifat-sifat makhluk. Anggapan tersebut bertentangan dengan penggalan akhir dari ayat tersebut. Dimana Alloh menyatakan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat, sedangkan manusia juga mendengar dan melihat sebagaimana Alloh katakan dalan firman-Nya di surat al-Insan ayat ke 2,
إِنَّا خَلَقْنَا اْلإِنسَانَ مِن نُّطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَّبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا بَصِيرًا
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur, Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), maka Kami jadikan dia mendengar dan melihat.”
Dari sini dapat kita pahami bahwa Alloh memilki sifat-sifat sempurna sekalipun sifat-sifat tersebut terdapat pada sebahagian mahkluk, namun maknanya tidak sama dengan kwalitas makna sifat-sifat Alloh. Wallohu A’lam..
Saudaraku….
Lihatlah secara seksama apa yang sedang terjadi disekitar kita.
Kedzoliman, kemaksiatan, dosa yang dianggap biasa, haram jadi halal, yang halal diharamkan.sunah dianggap bidah, bidah diangaap sunah. Yang salah jadi benar yang benar disalah-salahkan.
Inilah gelombang keterpurukan ruhani yang terus bergulir ditengah-tengah kita bak air bah yang tak bisa dibendung lagi. Oleh karena itu………
Sudah saat nya kita bergerak…..
Sudah waktunya kita bekerja…
Sudah saatnya kita berdakwah…
Mari bergabung bersama radio Fajri Bandung dalam Mega proyek dakwah melalui udara dengan cara mentransferkan sebagian harta Anda kepada kami melalui BANK MUAMALAT no rekening 146-000-1648 a / n PT RADIO SWARA CAKRAWALA SANGKURIANG
“Bersama Fajri Belajar Islam menjadi Mudah, Bersama Fajri Infak Anda Insya Alloh berkah dan terarah” ( Radio fajri 1458 am dan www.fajribandung.com )